Wilujeng Sumping. Terima kasih sudah mampir ke Blog ini. Blog ini hanya untuk belajar menulis. Silahkan berikan komentar jika senang dengan isi Blog ini !

Post Page Advertisement [Top]



Judul               : Circo de Patrimonio
Penulis             : Sylvee Astri
Penerbit           : de Teens
Terbit               : November 2015
ISBN               : 978-602-0806-36-5



Prahara Dalam Dunia Sirkus
Casa de Patrimonio, panti asuhan di Uribarri yang mendidik anak-anak terlantar menjadi pemain sirkus menjadi awal kisah Stella, gadis pecinta sirkus yang mendapat tentangan dari ayahnya untuk berhubungan dengan dunia sirkus. Di sana Stella mengenal Luce, cewek pujaan Frene, Cent, pria yang dicintai Luce yang justru jatuh hati pada Stella, serta Felix dan Fierro, pendiri Casa de Patrimonio,juga penghuni unik panti lainnya.
Bermula dari perjumpaan Stella dengan Frene, knife thrower Circo de Partimonio saat berpromosi dengan melempar-lemparkan pisau.Frene dengan sengaja melemparkan pisau tepat di hadapan Stella hingga tertancap pada sebatang pohon. Stella yang kaget, meluapkan emosinya pada Frene. Namun luapan itu seketika saja reda saat ia tahu pisau yang dilemparkan, disertai brosur promosi pertunjukan sirkus.
Meski dilarang ayahnya karena trauma dengan Ella, mantan kekasih ayah Stella yang jatuh dan tewas saat berlatihaerialist,namun Stella yangteramat cinta dengan sirkus mengabaikannya.Stella dengan antusias datang dan melihat tempat berlatih Frene.Bahkan kemudian ia ikut menjadi pemain aerialistsaat satu persatu pemain Circo de Partimonio cidera.
Cerita terfokus di Casa de Partimonio, bukan hanya atraksi sirkus yang luar biasa, namun ada kekecewaan hidup para tokoh di dalamnya,masalah pelarangan pentas, konflik keluarga antara Stella dan ayahnya, Alvaro yang mengaku ayah Frene setelah 20 tahun menelantarkannya, ayah Luce yang ternyata seorang mafia,serta kisah percintaan Frene, Stella, Cent dan Luceyang rumit.Semua terangkum apik dalam Circo de Partimonio. Kisah dan cara para tokoh menyelesaikan konflik membuat pembaca kagum seperti sedang menyaksikan kelincahan mereka bermain sirkus yang menakjubkan.
buku ini merupakan hadiah dari Diva Press setelah saya meresensi buku Kafe Serabi
Berlatar di Bilbao, bekas kota industri di utara Spanyol yang futuristik dan sedang mempercantik diri (hal 7). Pembaca diajak Sylvee menyusuri distrik-distrik di Bilbao, seperti Dona Casilda Iturrizar, Plaza Nueva, Zubizuri, Abandodan tempatlainnya. Dengan riset mendalam itu menjadi nilai plus pada novel ini, sebab lokasi dalam novel tidak hanya menjadi tempelan semata, secaracermat Sylvee menggabarkan suasana, jarak, rute dari satu tempat ke tempat lain, namuntidak terkesan seperti sedang membaca brosur perjalanan.
Tidak hanya distrik di Bilbao, Sylvee juga menyajikanmakanan seperti pintxos, tapas, torrijas, curros, kalimotxo, corizo, marmitakodalam Circo de Patrimonio dengan detail. Sylvee menggambarkan rasa, bentuk, bahan dan cara menyantapnya.Dengan elegania juga menyisipkan unsur lokalitas Spanyolseperti perayaan Jueves Santo, festival San Vermin, Vlernes Santo, Sabado de Gloria dan Domingo de la Resurreccion(hal 113),juga beberapa dialog dengan bahasa Basque sertakebiasaan orang Bilbao untuk memperkuat setting lokasi.
Mengangkat tema sirkus yang dipadankan dengan drama keluarga membuat novel ini unik dan berbeda. Di dalamnya kita akan banyak menemukan istilah sirkus, tentunya dengan aktivitas dunia sirkus mengambil porsi paling banyak. Dalam novel ini Sylvee menulis dengan alur progresif diselingi flasback. Sebagai sebuah novel debut, Circo de Patrimonio sangat bagus, Sylvee menulis novel ini dengan riset yang dalam mengenai sirkus dan juga Bilbao. Rasanya benar-benar seperti sedang terlibat langsung di dalamnya.Karakter-karakternya yang terdapat dalam Circo de Patrimonio pun kuat. Setiap tokoh punya ciri khas masing-masing. Disampaikan dengan sudut pandang orang ketiga Sylvee menuliskannya dengan gaya dan bahasa yang ringan, mudah dipahami oleh pembaca-pembaca remaja.
Tidak hanya menghibur dan menampilkan kisah roman picisan, novel bergenre remaja ini juga berisi pesan moral dan penuh makna.Dengan cara yang lugas, cerkas,tanpa menggurui, melalui para tokohnya Sylvee menyampaikan pada pembaca bahwa orangtua seyogianya tidak memaksakan kehendak mereka pada anak. “Saya tahu orangtua hanya ingin memberikan yang terbaik. Tapi belum tentu keinginan orangtua itu cocok dengan anaknya,” ucapFrene pada ayah Stella. “Dengan melarang. Anda sedang membunuh bakat cemerlang si anak. Padahal yang dibutuhkan anak adalah dukungan,” (hal 147).
Selain itu, novel bertebal 268 halaman ini juga secara tersirat menyampaikan tangggung jawab orangtua pada anak, dengan tidak menelantarkan anak walau dengan keadaan apapun.“Frene kesal mendengar cerita Alvaro yang seolah menyalahkan kehadirannya. Ia lahir pada saat yang tidak tepat. Maka dibuang. Seperti barang,” (hal 166). Maka tak salah, jika novel ini juga direkomendasikan untuk Anda yang sudah dewasa.Semoga tidak hanya terhibur namun kita juga bisa mengambil makna yang terkisah di dalamnya.

Desember 2015

Diresensi oleh Rudi Rustiadi, penulis buku Tur Literasi Anyer-Panarukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentarnya

Bottom Ad [Post Page]